BERFIKIR SECARA POSITIF
MENURUT PANDANGAN ISLAM
RSS

JANGAN BERFIKIRAN STATIS



Salah satu penyebab kesengsaraan bagi sebagian orang adalah mereka statis dalam urusan tertentu dan tidak mau menerima alternatif lainnya. Contoh dari hal itu  adalah seseorang yang membuat target tertentu di hadapan mereka. Jika ia tidak mampu merealisasikannya atau jika ia terhalang dengan suatu kondisi yang tidak mampu ia atasi, hal itu menjadikannya merasa gagal. Ia seakan-akan mengatakan, “Hanya ini yang dapat kulakukan dan tidak ada yang lainnya.”
Contoh lainnya adalah seorang pemuda yang ingin menikahi seorang gadis, namun ternyata kondisi tidak menghendaki terjadinya pernikahan antara keduanya.
Akhirnya, pemuda itu merasa gagal dan menolak kenyataan hidup. Ia tida dapat membayangkan bagaimana hidup sendiri tanpa gadis pilihannya.
Kestatisan dalam urusan tertentu benar-benar merupakan salah stu sumber kesedihan dan kesengsaraan bagi orang yang berjiwa statis. Orang berjiwa seperti itu seharusnya menyadari bahwa dunia memiliki bidang yang luas. Oleh karenanya, fleksibilitas seseorang, sangat dibutuhkan.
Ketiak kita telah meninggalkan kestatisan, kita benar-benar akan melihat di hadapan kita begitu banyak bidang yang tidak terpikirkan oleh kita sebelumnya. Seumpamanya, kadang kita mengatakan, “Saya tidak dapat berdagang dann tidak mungkin berdagang.” Selanjutnya, Anda pun mengeluarkan banyak alasan demi pembenaran perkataan Anda. Padahal, apakah Anda telah benar-benar mencoba untuk berdagang?
Cobalah barangkali Anda bisa sukses dalam hal berdagang dengan kesuksesan yang Anda belum bayangkan sebelumnya.
Janganlah Anda menyangka bahwa ketika Anda kehilangan pekerjaan, berarti Anda rugi segala-galanya. Jangan beranggapan seperti itu sama sekali. Terkadang, Anda justru akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik daripada sebelumnnya. Janganlah Anda menyangka bahwa ketika kondisi menjadikan Anda gagal menikah  dengan gadis pilihan Anda, berarti Anda tidak akan mendapatkan gadis lain yang mirip dengan gadis pilihan Anda sebelumnya. Jangan beranggapan seperti itu sama sekali. Terkadang, Anda akan mendapatkan seorang gadis yang lebih baik daripada gadis sebelumnya. Syaratnya adalah bersikap fleksibel. Jangan hanya meletakkan satu pilihan di hadapan Anda karena bila ternyata Anda kehilangan pilihan itu, Anda telah kehilangan segala-galanya. Saya tekankan kepada Anda, bila Anda memegang kata-kata ini dalam pikiran Anda, maka Anda tidak akan fakir sedikitpun.
Apakah yang menjadikan Anda fakir? Apakah karena tidak adanya pekerjaan atau pekerjaan yang Anda miliki saat ini tidak sesuai dengan diri Anda? Atau karena pemasukan yang sedikit sehingga tidak mencukupi bagi Anda. Lantas mengapa Anda tidak mencari pekerjaan lain yang lebih menguntungkan?
Mungkin Anda akan mengatakan, “Tidak ada pekerjaan yang cocok bagi saya?”.
Jika memang seperti itu, permasalahannya terdapat pada kalimat,”Mana yang cocok bagi Anda? Memang, banyak sekali orang yang membuat dinding-dinding penyekat bagi diri mereka sendiri melalui kata-kata ini. Selanjutnya, mereka tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan diri mereka kecuali hanya satu pekerjaan saja, yakni pekerjaan yang selama ini mereka kerjakan dan tidak bisa menjadi sumber penghasilan yang mencukupi bagi mereka. Jika memang demikian, maka salahkanlah diri mereka sendiri.
Bila Anda meluaskan jangkauan dan Anda, perluas pula bidang pekerjaan yang belum pernah Anda coba. Kadang Anda dapat sukses di salah satu bidang pekerjaan dengan kesuksesan yang tidak diduga sebelumnya.
Jangan takut gagal. Perasaan takut gagal adalah hal yang mesti dihilangkan karena hal itu menggambarkan sisi kegelapan yang ada di dalam jiwa manusia. Perasaan takut ini akan menghalangi keberhasilan Anda. Perasaan takut ini akan menghalangi Anda untuk menjadi sosok yang istimewa. Dan untuk inilah saya katakan kepada Anda.
(dikutip dari buku Adil Fathi Abdullah Membangun Positive Thinking Secara Islam)             

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SHOLAT, OBAT SEGALA KESUSAHAN



Orang yang mengenal jalan Alloh swt. dan selalu berlindung kepada naungan-Nya adalah orang yang mengetahui bahwa shalat merupakan obat dari segala kesusahan dan kesedihan. Mereka meyakini bahwa shalat adalah penenang hati, penyejuk jiwa, dan penghapus segala kesedihan.
Rasululloh saw. mengenal benar arti semua ini. Shalat bagi Rasululloh saw. merupakan penghibur jiwa yang paling utama. Oleh karena itu, Rasululloh saw. bersabda, yang artinya,
“Hiburlah kami dengan shalat, wahai Bilal.”(HR Abu Dawud dan Ath--Tabrani)
Begitu pula halnya Rasululloh saw. bila ditimpa musibah. Beliau segera melaksanakan shalat karena shalat adalah tali pengikat yang akan mengikat seorang hamba dengan Tuhannya.
Anda pun demikian. Ketika Anda shalat, Anda kembali kepada Tuhan dengan mengadukan kepada-Nya segala kesusahan dan kesedihan Anda. Siapa lagi yang dapat menyelesaikan segala permasalahan Anda selain Alloh swt.?
Mengapa Anda tidak datang dan mengetuk pintu kasih sayang Alloh swt.?Bukankah Anda merasa senang bila berada dalam jaminan Alloh swt.,  perlindungan-Nya, dan bimbingan-Nya? Juga bila Alloh swt. menjaga Anda dari orang-orang yang berbuat dzalim, sombong, dan sewenang-wenang?
Rasululloh saw. bersabda,
“Barangsiapa shalat shubuh, maka ia berada dalam jaminan Alloh swt.”(HR Muslim)
Mengapa Anda pergi menemui orang lain, padahal Anda tidak mengetahui apakah Anda akan dibukakan pintu atau bahkan pintu itu akan ditutup rapat-rapat di depan wajah Anda. Anda justru meninggalkan pintu Zat Yang Maha Pemurah yang selalu terbuka di hadapan Anda. Pintu yang tidak akan pernah tertutup, terkunci, dan tidak akan ada seorang pun yang menghalangi Anda?
Bila saat ini Anda ditimpa kesusahan, kesedihan, atau rasa cemas, maka cepatlah kembali ke naungan Alloh swt. berdirilah Anda, lalu berwudhu dan shalat. Berdo’alah kepada Alloh swt. sesuka Anda demi kebaikan dunia akhirat, sekalipun Anda sosok orang yang gemar berbuat maksiat. Janganlah merasa takut dan cemas karena rahmat Alloh swt. sangatlah luas sekali. Alangkah gembiranya Alloh swt. dengan tobatnya Anda dan kembalinya Anda kepada naungan-Nya, juga dengan ketukan Anda pada pintu kasih sayang-Nya.
Rasululloh saw. bersabda,
“Aku(Alloh) berada dalam prasangkaan hamba-Ku mengenai-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Demi Alloh, Alloh lebih bergembira dengan tobat hamba-Nya, seperti bergembiranya salah satu dari kalian bila menemukan binatang piaraannya yang telah hilang di Padang Sahara. Barang siapa mendekatkan dirinya kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta, maka Aku akan mendekat padanya satu depa, dan bila seorang hamba datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil.”(HR Bukhari dan Muslim)
Setiap orang yang memiliki pikiran objektif dan hati yang bersih, tentu tahu benar nilai keutamaan shalat untuk menyembuhkan penyakit hati, sebagai usaha menghilangkan kesusahan dan kegelisahan. Salah seorang pakar kedokteran terkenal dari barat yang bernama Dr. Alexis Carrel telah menulis dalam buku terpopulernya, Man the Unknown, mengatakan, “Barangkali, saat ini hanya shalat yang dikenal memiliki daya terbesar untuk menimbulkan vitalitas. Saya sebagai seorang dokter, telah banyak menyaksikan kegagalan serum-serum dalam menangani para pasien. Dan ketika para dokter telah angkat tangan karena merasa menyerah dan tidak mampu lagi menangani pasien, ternyata hanya shalat yang dapat menyembuhkan para pasien dari penyakit-penyakit mereka.”
Memang, ketika shalat, kita mengikatkan diri kepada kekuatan terbesar yang menguasai alam semesta. Kekuatan itu adalah Alloh swt., Tuhan tempat kita meminta, tempat kita merendahkan diri agar Tuhan memberikan dukungan dan membantu kita mengatasi segala kesulitan hidup. Bahkan, hanya dengan merendahkan diri sudah cukup untuk menambah kekuatan dan vitalitas. Anda akan melihat, seseorang yang sekali saja merendahkan diri kepada Alloh swt., telah dapat mendapat manfaat yang sangat besar.”
Bagaimana Anda tidak kembali kepada Tuhan Anda, sedangkan Tuhan memanggil Anda,
“Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian adalah tersesat, kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk. Maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan menunjukkanmu. Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian merasakan lapar, kecuali orang yang telah Aku beri makan. Maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku beri makan kalian. Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian adalah telanjang, kecuali orang yang telah Aku beri busana. Maka mintalah busana kepada-Ku, niscaya Aku beri busana kalian.”(HR Muslim)
Marilah kita lihat bahwa ada hikmah yang sangat besar dalam pembagian shalat lima waktu pada saat yang berbeda-beda dalam sehari semalam. Barangkali hikmah dari semua ini adalah untuk mengingatkan hamba agar senantiasa kembali kepada Alloh swt., serta agar senantiasa meminta dengan berdo’a dan merendahkan diri kepada-Nya, agar senantiasa mengetuk pintu kasih sayang-Nya untuk meminta bantuan dan pertolongan. Lihattlah, seandainya Anda senantiasa menjaga shalat lima waktu secara berjamaah di masjid, apakah Anda merasakan sempit, susah, atau bahkan sedih setelah menjalankan shalat? Semoga tidak.
(dikutip dari buku Adil Fathi Abdullah Membangun Positive Thinking Secara Islam)        

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

RIDHO DENGAN TAKDIR ALLOH SWT.



Banyak sekali orang yang mengeluh karena diliputi rasa cemas. Sumber kecemasan dan permasalahan mereka adalah beberapa hal yang tidak ada penyelesainnya. Hal-hal itu sudah menjadi takdir Alloh swt. yang tidak dapat dirubah.
Inti dari permasalahan mereka adalah karena mereka tidak ridho atau tidak menerima takdir Alloh swt. atau bisa juga karena mereka tidak dapat menyesuaikan diri dengan suasana baru. Ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan suasana baru setelah terjadinya beberapa peristiwa atau musibah adalah hal yang biasa dialami oleh sebagian orang yang lemah iman. Hal ini sangat berbahaya sekali karena dapat mengarah kepada penyakit jiwa.
Agama kita yang suci telah membimbing agar kita senantiasa sabar ketika mengahadapi musibah. Bahkan, agama telah menjelaskan kepada kita bahwa cobaan dengan beberapa kejadian adalah suatu karunia. Berawal dari hal ini, kita harus menyikapinya dengan baik. Salah satunya, kita harus bersabar dalam meghadapinya, ridho dengan ketentuan Alloh swt., dan tidak merasa khawatir ketika terjadi musibah-musibah itu. Alloh swt. berfirman,
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun.’ Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuahnnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”(Al-Baqarah : 155-157)
Sosok muslim yang benar adalah sosok yang mampu menanggung musibah-musibah yang dialaminya dengan hati yang teguh, keyakinan yang mendalam, dan kesabaran yang baik. Oleh karena itu, janganlah Anda khawatir dan mengatakan sesuatu yang menjadikan Alloh swt. marah. Misalnya dengan berkata, “Kenapa musibah ini menimpaku dan bukan menimpa orang lain?” Perkataan seperti itu adalah perkataan orang yang tidak beriman. Orang yang beriman, tentu mengetahui bahwa takdir Alloh swt. akan menjadi kebaikan bagi dirinya, baik di dunia maupun di akhirat. Sekalipun takdir ini secara lahir tampak sebagai suatu musibah yang amat besar, namun hal itu akan menjadi sebuah kebaikan bagi seorang yang beriman. Sungguh, Alloh swt. itu hanya menghendaki kebaikan bagi seorang muslim untuk selamanya. Rasululloh saw. bersabda, ang artinya,
“Alangkah mengagumkan keadaan orang mukmin karena semua urusannya itu baik baginya. Bila ia ditimpa kebahagiaan, ia bersyukur dan itu menjadi kebaikan baginya. Bila ia ditimpa kesusahan, ia akan bersabar dan itu menjadi kebaikan pula baginya.”             (HR Muslim)
Balasan bersyukur dan bersabar adalah syurga. Di sana terdapat pula aspek lain dari takdir yang tidak kita ketahui. Terkadang, takdir tampak jelas dan tidak tampak tampak jelas oleh kita di dunia. Namun, seorang muslim hendaknya mengatakan, “ Semuanya itu sudah menjadi takdir Alloh swt. dan apa yang Alloh swt. kehendaki itu pasti terjadi. Hendaknya pula, seorang muslim ridho dengan ketentuan dan takdir-Nya serta mengetahui bahwa bila takdir ini ia sikapi dengan bersabar,maka hal itu akan menjadi kebaikan dan berakibat baik baginya. Selain itu, Alloh swt. juga akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik.
Alloh swt. berfirman,
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi(pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Alloh swt. mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(Al-Baqarah:216)
Terkadang pada Anda terjadi suatu hal yang tidak Anda sukai, yang secara tampak bagai siksaan, akan tetapi pada intinya hal itu adalah rahmat dari Alloh swt. yang kelak akan Anda ketahui maksudnya.
Oleh karena itu, janganlah Anda menyiksa diri Anda dengan mengatakan pada diri sendiri,”Seandainya aku melakukan ini, niscaya aku bisa mencegah terjadinya hal ini.” Hal itu hanya akan membuat Anda merasa kecewa dan menyesali masa lalu. Perlu disadari bahwa walaupun Anda sangat menyesal dan berbuat apa saja, Anda tidak akan dapat mengulanginya kembali. Lantas untuk apa Anda menangisi susu yang sudah tumpah?
Rasululloh saw. telah memperingatkan kita agar  tidak berputus asa karena dengan putus asa itu, seseorang akan menyiksa dirinya sendiri, yaitu ketika ia menyangka bahwa ia mampu untuk mencegah takdir ini seandainya ia berbuat ini dan itu. Rasululloh saw. bersabda, yang artinya,
“Janganlah kamu mengatakan, “Seandainya aku mengerjakan ini niscaya begini dan begitu. ‘Akan tetapi katakanlah, ‘Semuanya itu telah menjadi takdir Alloh swt. dan apa yang Alloh swt. kehendaki pasti itu terjadi.”Sesungguhnya kata seandainya akan membuka pintu perbuatan setan.”(HR Muslim)
Kata seandainya memang akan membuka pintu setan. Oleh karena itu, janganlah Anda menduga bahwa Andamampu mencegah apa yang telah terjadi karena itu adalah takdir dan takdir sudah pasti terjadi. Selain itu, janganlah berfikir mengenai apa yang telah terjadi, pikirkanlah apa yang masih dapat Anda kerjakan.
Ketahuilah, bahwa takdir Alloh swt. pasti terlaksana. Maka, jika Anda benar-benar menerimanya dan sabar dengan takdir itu, kemudian Anda memuji Alloh swt. dan mengembalikan segala sesuatunya kepada kehendak Alloh swt., berarti Anda tergolong sebagai orang-orang yang menang dan selamat. Bila Anda merasa khawatir dan menerima lalu Anda bersedih dan gusar dengan takdir itu, takdir Alloh swt. tetap terlaksana. Oleh karenanya, pada saat awal terjadi peristiwa itu, sebaiknya Anda memuji Alloh swt., mengembalikan segala sesuatu kepada-Nya, dan hendaknya Anda tidak gusar dengan takdir itu. Setelah anda merasa agak tenang, hendaknya Anda mengatakan, “Sungguh aku telah bersabar.”
Sesungguhnya sabar ada pada peristiwa pertama kali dan ketahuilah bahwa Alloh swt. akan memberikan cobaan kepada hamba yang dicintai-Nya. Dalam hadits Rasululloh saw. disebutkan,
“Orang yang paling berat cobaannya adalah para Nabi kemudian setelah itu orang-orang saleh, setelah itu yang serupa dengan mereka dan seterusnya.” 
(dikutip dari buku Adil Fathi Abdullah Membangun Positive Thinking Secara Islam)      
   

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS