BERFIKIR SECARA POSITIF
MENURUT PANDANGAN ISLAM
RSS

RIDHO DENGAN TAKDIR ALLOH SWT.



Banyak sekali orang yang mengeluh karena diliputi rasa cemas. Sumber kecemasan dan permasalahan mereka adalah beberapa hal yang tidak ada penyelesainnya. Hal-hal itu sudah menjadi takdir Alloh swt. yang tidak dapat dirubah.
Inti dari permasalahan mereka adalah karena mereka tidak ridho atau tidak menerima takdir Alloh swt. atau bisa juga karena mereka tidak dapat menyesuaikan diri dengan suasana baru. Ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan suasana baru setelah terjadinya beberapa peristiwa atau musibah adalah hal yang biasa dialami oleh sebagian orang yang lemah iman. Hal ini sangat berbahaya sekali karena dapat mengarah kepada penyakit jiwa.
Agama kita yang suci telah membimbing agar kita senantiasa sabar ketika mengahadapi musibah. Bahkan, agama telah menjelaskan kepada kita bahwa cobaan dengan beberapa kejadian adalah suatu karunia. Berawal dari hal ini, kita harus menyikapinya dengan baik. Salah satunya, kita harus bersabar dalam meghadapinya, ridho dengan ketentuan Alloh swt., dan tidak merasa khawatir ketika terjadi musibah-musibah itu. Alloh swt. berfirman,
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun.’ Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuahnnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”(Al-Baqarah : 155-157)
Sosok muslim yang benar adalah sosok yang mampu menanggung musibah-musibah yang dialaminya dengan hati yang teguh, keyakinan yang mendalam, dan kesabaran yang baik. Oleh karena itu, janganlah Anda khawatir dan mengatakan sesuatu yang menjadikan Alloh swt. marah. Misalnya dengan berkata, “Kenapa musibah ini menimpaku dan bukan menimpa orang lain?” Perkataan seperti itu adalah perkataan orang yang tidak beriman. Orang yang beriman, tentu mengetahui bahwa takdir Alloh swt. akan menjadi kebaikan bagi dirinya, baik di dunia maupun di akhirat. Sekalipun takdir ini secara lahir tampak sebagai suatu musibah yang amat besar, namun hal itu akan menjadi sebuah kebaikan bagi seorang yang beriman. Sungguh, Alloh swt. itu hanya menghendaki kebaikan bagi seorang muslim untuk selamanya. Rasululloh saw. bersabda, ang artinya,
“Alangkah mengagumkan keadaan orang mukmin karena semua urusannya itu baik baginya. Bila ia ditimpa kebahagiaan, ia bersyukur dan itu menjadi kebaikan baginya. Bila ia ditimpa kesusahan, ia akan bersabar dan itu menjadi kebaikan pula baginya.”             (HR Muslim)
Balasan bersyukur dan bersabar adalah syurga. Di sana terdapat pula aspek lain dari takdir yang tidak kita ketahui. Terkadang, takdir tampak jelas dan tidak tampak tampak jelas oleh kita di dunia. Namun, seorang muslim hendaknya mengatakan, “ Semuanya itu sudah menjadi takdir Alloh swt. dan apa yang Alloh swt. kehendaki itu pasti terjadi. Hendaknya pula, seorang muslim ridho dengan ketentuan dan takdir-Nya serta mengetahui bahwa bila takdir ini ia sikapi dengan bersabar,maka hal itu akan menjadi kebaikan dan berakibat baik baginya. Selain itu, Alloh swt. juga akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik.
Alloh swt. berfirman,
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi(pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Alloh swt. mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(Al-Baqarah:216)
Terkadang pada Anda terjadi suatu hal yang tidak Anda sukai, yang secara tampak bagai siksaan, akan tetapi pada intinya hal itu adalah rahmat dari Alloh swt. yang kelak akan Anda ketahui maksudnya.
Oleh karena itu, janganlah Anda menyiksa diri Anda dengan mengatakan pada diri sendiri,”Seandainya aku melakukan ini, niscaya aku bisa mencegah terjadinya hal ini.” Hal itu hanya akan membuat Anda merasa kecewa dan menyesali masa lalu. Perlu disadari bahwa walaupun Anda sangat menyesal dan berbuat apa saja, Anda tidak akan dapat mengulanginya kembali. Lantas untuk apa Anda menangisi susu yang sudah tumpah?
Rasululloh saw. telah memperingatkan kita agar  tidak berputus asa karena dengan putus asa itu, seseorang akan menyiksa dirinya sendiri, yaitu ketika ia menyangka bahwa ia mampu untuk mencegah takdir ini seandainya ia berbuat ini dan itu. Rasululloh saw. bersabda, yang artinya,
“Janganlah kamu mengatakan, “Seandainya aku mengerjakan ini niscaya begini dan begitu. ‘Akan tetapi katakanlah, ‘Semuanya itu telah menjadi takdir Alloh swt. dan apa yang Alloh swt. kehendaki pasti itu terjadi.”Sesungguhnya kata seandainya akan membuka pintu perbuatan setan.”(HR Muslim)
Kata seandainya memang akan membuka pintu setan. Oleh karena itu, janganlah Anda menduga bahwa Andamampu mencegah apa yang telah terjadi karena itu adalah takdir dan takdir sudah pasti terjadi. Selain itu, janganlah berfikir mengenai apa yang telah terjadi, pikirkanlah apa yang masih dapat Anda kerjakan.
Ketahuilah, bahwa takdir Alloh swt. pasti terlaksana. Maka, jika Anda benar-benar menerimanya dan sabar dengan takdir itu, kemudian Anda memuji Alloh swt. dan mengembalikan segala sesuatunya kepada kehendak Alloh swt., berarti Anda tergolong sebagai orang-orang yang menang dan selamat. Bila Anda merasa khawatir dan menerima lalu Anda bersedih dan gusar dengan takdir itu, takdir Alloh swt. tetap terlaksana. Oleh karenanya, pada saat awal terjadi peristiwa itu, sebaiknya Anda memuji Alloh swt., mengembalikan segala sesuatu kepada-Nya, dan hendaknya Anda tidak gusar dengan takdir itu. Setelah anda merasa agak tenang, hendaknya Anda mengatakan, “Sungguh aku telah bersabar.”
Sesungguhnya sabar ada pada peristiwa pertama kali dan ketahuilah bahwa Alloh swt. akan memberikan cobaan kepada hamba yang dicintai-Nya. Dalam hadits Rasululloh saw. disebutkan,
“Orang yang paling berat cobaannya adalah para Nabi kemudian setelah itu orang-orang saleh, setelah itu yang serupa dengan mereka dan seterusnya.” 
(dikutip dari buku Adil Fathi Abdullah Membangun Positive Thinking Secara Islam)      
   

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar