Orang yang mengenal jalan
Alloh swt. dan selalu berlindung kepada naungan-Nya adalah orang yang
mengetahui bahwa shalat merupakan obat dari segala kesusahan dan kesedihan.
Mereka meyakini bahwa shalat adalah penenang hati, penyejuk jiwa, dan penghapus
segala kesedihan.
Rasululloh
saw. mengenal benar arti semua ini. Shalat bagi Rasululloh saw. merupakan
penghibur jiwa yang paling utama. Oleh karena itu, Rasululloh saw. bersabda,
yang artinya,
“Hiburlah
kami dengan shalat, wahai Bilal.”(HR Abu Dawud dan Ath--Tabrani)
Begitu pula
halnya Rasululloh saw. bila ditimpa musibah. Beliau segera melaksanakan shalat
karena shalat adalah tali pengikat yang akan mengikat seorang hamba dengan
Tuhannya.
Anda pun
demikian. Ketika Anda shalat, Anda kembali kepada Tuhan dengan mengadukan
kepada-Nya segala kesusahan dan kesedihan Anda. Siapa lagi yang dapat
menyelesaikan segala permasalahan Anda selain Alloh swt.?
Mengapa
Anda tidak datang dan mengetuk pintu kasih sayang Alloh swt.?Bukankah Anda
merasa senang bila berada dalam jaminan Alloh swt., perlindungan-Nya, dan bimbingan-Nya? Juga
bila Alloh swt. menjaga Anda dari orang-orang yang berbuat dzalim, sombong, dan
sewenang-wenang?
Rasululloh
saw. bersabda,
“Barangsiapa
shalat shubuh, maka ia berada dalam jaminan Alloh swt.”(HR Muslim)
Mengapa
Anda pergi menemui orang lain, padahal Anda tidak mengetahui apakah Anda akan
dibukakan pintu atau bahkan pintu itu akan ditutup rapat-rapat di depan wajah
Anda. Anda justru meninggalkan pintu Zat Yang Maha Pemurah yang selalu terbuka di
hadapan Anda. Pintu yang tidak akan pernah tertutup, terkunci, dan tidak akan
ada seorang pun yang menghalangi Anda?
Bila saat
ini Anda ditimpa kesusahan, kesedihan, atau rasa cemas, maka cepatlah kembali
ke naungan Alloh swt. berdirilah Anda, lalu berwudhu dan shalat. Berdo’alah
kepada Alloh swt. sesuka Anda demi kebaikan dunia akhirat, sekalipun Anda sosok
orang yang gemar berbuat maksiat. Janganlah merasa takut dan cemas karena
rahmat Alloh swt. sangatlah luas sekali. Alangkah gembiranya Alloh swt. dengan
tobatnya Anda dan kembalinya Anda kepada naungan-Nya, juga dengan ketukan Anda
pada pintu kasih sayang-Nya.
Rasululloh
saw. bersabda,
“Aku(Alloh)
berada dalam prasangkaan hamba-Ku mengenai-Ku. Aku bersamanya ketika ia
mengingat-Ku. Demi Alloh, Alloh lebih bergembira dengan tobat hamba-Nya,
seperti bergembiranya salah satu dari kalian bila menemukan binatang piaraannya
yang telah hilang di Padang Sahara. Barang siapa mendekatkan dirinya kepada-Ku
satu jengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta, maka Aku akan
mendekat padanya satu depa, dan bila seorang hamba datang kepada-Ku dengan
berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil.”(HR Bukhari
dan Muslim)
Setiap
orang yang memiliki pikiran objektif dan hati yang bersih, tentu tahu benar
nilai keutamaan shalat untuk menyembuhkan penyakit hati, sebagai usaha
menghilangkan kesusahan dan kegelisahan. Salah seorang pakar kedokteran
terkenal dari barat yang bernama Dr. Alexis Carrel telah menulis dalam buku
terpopulernya, Man the Unknown, mengatakan, “Barangkali, saat ini hanya
shalat yang dikenal memiliki daya terbesar untuk menimbulkan vitalitas. Saya
sebagai seorang dokter, telah banyak menyaksikan kegagalan serum-serum dalam
menangani para pasien. Dan ketika para dokter telah angkat tangan karena merasa
menyerah dan tidak mampu lagi menangani pasien, ternyata hanya shalat yang
dapat menyembuhkan para pasien dari penyakit-penyakit mereka.”
Memang,
ketika shalat, kita mengikatkan diri kepada kekuatan terbesar yang menguasai
alam semesta. Kekuatan itu adalah Alloh swt., Tuhan tempat kita meminta, tempat
kita merendahkan diri agar Tuhan memberikan dukungan dan membantu kita
mengatasi segala kesulitan hidup. Bahkan, hanya dengan merendahkan diri sudah
cukup untuk menambah kekuatan dan vitalitas. Anda akan melihat, seseorang yang
sekali saja merendahkan diri kepada Alloh swt., telah dapat mendapat manfaat
yang sangat besar.”
Bagaimana
Anda tidak kembali kepada Tuhan Anda, sedangkan Tuhan memanggil Anda,
“Wahai
hamba-hamba-Ku, setiap kalian adalah tersesat, kecuali orang yang telah Aku
beri petunjuk. Maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan
menunjukkanmu. Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian merasakan lapar, kecuali
orang yang telah Aku beri makan. Maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku
beri makan kalian. Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian adalah telanjang,
kecuali orang yang telah Aku beri busana. Maka mintalah busana kepada-Ku,
niscaya Aku beri busana kalian.”(HR Muslim)
Marilah
kita lihat bahwa ada hikmah yang sangat besar dalam pembagian shalat lima waktu
pada saat yang berbeda-beda dalam sehari semalam. Barangkali hikmah dari semua
ini adalah untuk mengingatkan hamba agar senantiasa kembali kepada Alloh swt.,
serta agar senantiasa meminta dengan berdo’a dan merendahkan diri kepada-Nya,
agar senantiasa mengetuk pintu kasih sayang-Nya untuk meminta bantuan dan
pertolongan. Lihattlah, seandainya Anda senantiasa menjaga shalat lima waktu
secara berjamaah di masjid, apakah Anda merasakan sempit, susah, atau bahkan
sedih setelah menjalankan shalat? Semoga tidak.
(dikutip dari buku Adil Fathi Abdullah Membangun Positive Thinking Secara Islam)
(dikutip dari buku Adil Fathi Abdullah Membangun Positive Thinking Secara Islam)







0 komentar:
Posting Komentar