BANYAK sekali orang yang terkena gangguan jiwa berupa rasa cemas atau gangguan lainnya. Kebanyakan mereka adalah orang – orang perfeksionis, yaitu orang – orang yang menginginkan segala sesuatu berjalan dengan semestinya atau berjalan sesuai dengan kehendaknya.
Mereka tidak mau menerima kekurangan. Mereka juga merasa cemas dengan adanya kemungkinan terjadinya suatu kerusakan. Misalnya, mereka menginginkan teman – teman yang tanpa cacat, istri – istri yang tanpa kelemahan, perkawinan yang tanpa masalah, anak – anak yang taat dan tidak suka bertengkar, pemimpin – pemimpin yang tidak sewenang – wenang, dokter – dokter yang tulus dalam pekerjaan mereka, tidak suka mengeksploitasi pasien, dan lain sebagainya. Mereka mengatakan mengapa hidup selalu ada gangguan? Mengapa tidak kita basmi saja gangguan – gangguan ini? Akibat pertanyaan – pertanyaan itu mereka merasa gelisah dan bersedih hati atas segala kejadian.Fakta yang semestinya kita tahu bahwa salah satu ciri kehidupan di dunia ini adalah adanya perasaan kurang. Kesempurnaan di dunia hanya terdapat dalam khayalan para penyair serta teori para filsuf dan orang – orang bijak.
Sebagai contoh, terwujudnya kejujuran di dunia ini adalah hal yang mustahil. Di dunia ini Anda akan menemukan orang ynag suka berbohong, menipu, bahkan munafik. Jumlah mereka pun banyak sekali. Oleh karena itu, adanya kejujuran secara mutlak adalah hal yang tidak akan terjadi.
Pertanyaannya kemudian adalah apakah Anda akan bersedih dan berduka cita bila melihat seseorang yang memiliki kedudukan terhormat di mata masyarakat, ternyata adalah seorang pembohong? Apakah Anda akan bersedih hati bila melihat seseorang yang Anda anggap tulus ikhlas, ternyata adalah seorang munafik?
Apakah Anda merasa cemas dan bersedih hati, ketika Anda melihat kezaliman, kekerasan, dan penindasan yang menimpa orang-orang lemah. Anda mungkin bertanya, mengapa tidak menimpa orang-orang kuat yang kejahatan-kejahatan mereka tampak jelas.
Sungguh perjuangan Anda di jalan kejujuran, kebenaran, dan keadilan, serta perjuangan Anda dalam memerangi kezaliman dan orang-orang zalim adalah hal yang sangat penting dan perlu. Akan tetapi, pengaruh kejiwaan Anda terhadap hal-hal di atas, juga skeinginan Anda agar dunia ini berjalan dengan semestinya, akan menyebabkan kecemasan dalam diri Anda bila hal itu tidak terwujud.
Hal ini tidak perlu sama sekali. Mengapa? Karena itu menggambarkan kekalahan jiwa Anda. Kekalahan ini menjadikan Anda tidak menikmati hidup, sehingga Anda pun mengalami kesedihan dan kebosanan. Berawal dari sini, Anda tidak akan mampu lagi untuk menjalankan tugas Anda dengan baik. Semua itu terjadi karena Anda tidak dapat lagi berpikir secara logis, jelas, dan rasional untuk meluruskan kesalahan yang tampak oleh Anda, bahkan tingkah laku Anda diliputi dengan perasaan yang tak terkontrol, suatu perasaan yang dipenuhi dengan kemarahan, kebencian, dan emosi yang meledak-ledak.
Seharusnya, Anda mengetahui dan memahami benar bahwa di dunia ada kejernihan dan kekeruhan, keadilan dan kezaliman, cinta dan benci, kejujuran dan kebohongan. Ada pula orang-orang munafik yang pandai mengubah corak penampilan. Terkadang, Anda baru dapat menemukan sosok munafik di diri seseorang pada saat-saat terakhir. Dalam hal ini, tetap jangan bersedih. Anda tidak mesti mengetahui teka-teki dan rahasia-rahasia di balik itu semua karena hanya Alloh yang mengetahui perkara yang tersembunyi dan samar.
Akan tetapi, pada hari Kiamat nanti, Anda akan dikejutkan dengan keberadaan orang-orang yang dahulu Anda sangka berjiwa malaikat, namun ternyata adalah saudara iblis. Anda pun akan dikejutkan dengan keberadaan orang-orang yang dahulu Anda sangka berjiwa nasionalis yang tulus ikhlas mengabdikan dirinya untuk negara, namun ternyata merupakan pengkhianat yang telah menjual negaranya sendiri dengan rendah dan hina. Anda pun akan dikejutkan dengan keberadaan orang-orang yang dahulu dituduh dengan tuduhan-tuduhan yang sangat berat, namun ternyata merupakan orang yang tidak terlibat sama sekali dengan tuduhan itu.
Namun begitu, hal ini bukan berarti Anda harus menganggap bahwa kondisi lahir setiap orang, pasti berbeda dengan kondisi batin mereka. Anda hanya perlu berhati-hati karena terkadang orang kepercayaan Anda bisa menjadi pengkhianat. Satu hal yang perlu diingat benar, bahwa hal ini hanya berlaku pada sebagian orang. Oleh karena itu, bila hal seperti ini terjadi, janganlah merasa jatuh atau terpukul. Terimalah hal itu dengan lapang dada. Ingatlah bahwa ini adalah tabiat dunia.
Rasululloh saw. bersabda,
“Sesungguhnya, orang yang pertama kali diadili pada hari Kiamat adalah orang yang mati syahid. Selanjutnya, orang itu dibawa menghadap dan ditunjukkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan yang telah diberikan Alloh swt kepadanya hingga orang itu mengetahuinya. Kemudian Alloh swt berfirman, “Apa yang telah engkau kerjakan?” Orang itu menjawab.”Aku berperang demi Engkau(Alloh swt.) hingga aku mati syahid”. Kemudian Alloh swt. berfirman lagi,“Kamu berbohong, kamu berperang adalah agar kamu dianggap pemberani.” Dan memang telah dikatakan demikian. Lalu Alloh swt. telah memerintahkan malaikat untuk menyeret oranh itu hingga terlempar di api neraka. Giliran selanjutnya adalah orang yang mempelajari ilmu dan mengamalkannya, serta orang yang membaca Al-Qur’an. Selanjutnya orrang itu dibawa menghadap dan ditunjukkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan yang telah diberikan Alloh swt. kepadanya hingga orang itu mengetahuinya. Kemudian Alloh swt. berfirman,”Apa yang telah engkau kerjakan?” Orang itu menjawab,”Aku telah mempelajari ilmu dan mengamalkannya, serta Aku telah membaca Al-Qur’an demi Engakau (Alloh swt.). Kemudian Alloh swt. berfirman lagi,”Kamu berbohong, kamu mempelajari ilmu adalah agar kamu dianggap orang alim dan kamu membaca Al-Qur’an adalah agar kamu dianggap Qari’. Dan memang telah dikatakan demikian. Lalu Alloh swt. telah memerintahkan malaikat untuk menyeret orang tersebut hingga ia terlempar di api neraka. Giliran selajutnya adalah orang yang diberikan oleh Alloh swt. keluasan berupa segala macam harta. Selanjutnya, orang itu dibawa menghadap dan ditunjukkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan yang telah diberikan Alloh swt. kepadanya hingga orang itu mengetahuinya. Kemudian Alloh swt. berfirman,”Apa yang telah engkau kerjakan?” Orang itu menjawab,”Aku telah menginfakkan harta di jalan yang Engkau(Alloh swt.) cintai demi Engkau(Alloh swt.)” Kemudian Alloh swt. berfirman lagi,”Kamu berbohong, kamu berbuat ini adalah agar kamu dianggap dermawan.” Dan memang sudah dikatakan yang demikian. Lalu Alloh swt. telah memerintahkan malaikat untuk menyeret orang itu hingga ia terlempar di api neraka.(HR MUSLIM) Saudaraku sesama muslim, lihatlah bagaimana akhirat dapat mngubah timbangan dunia. Akhirat memang dapat meurunkan dan meaikkan derajat seseorang. Pada hadits diatas dikisahkan mereka yang tergolong sebagai orang-orang besar di dunia. Anda mungkin mengenal salah satu dari mereka atau bahkan mencintainya. Apabila pada suatu hari, Anda merasa telah ditipu oleh seseorang, janganlah bersedih hati. Sebenarnya orang itu tidak menipu Anda. Ia justru menipu dirinya sendiri dengan mendatangkan kehancuran baginya. Apa kerugian Anda karena perbuatan itu? Setelah semua yang terjadi ini, apakah Anda merasa sedih karena telah berbuat baik namun tidak mendapat balasan yang setimpal? Apakah Anda bersedih hati karena telah lelah berkorban untuk mendidik anak-anak Anda, padahal bisa saja, pada kemudian hari ternyata anak-anak Anda tidak menghargai pengorbanan Anda? Apakah Anda bersedih karena ada seseorang yang mendahului karier kerja Anda, padahal keberhasilan dan kemampuannya berada di bawah Anda? Apa hal yang terpenting bagi Anda bila ternyata kebanyakan timbangan dunia terbalik? Oleh karena itu, hal yang terpenting bagi Anda, pahala Anda tetap tersimpan baik untuk Anda. Perbuatan Anda adalah tabungan bagi Anda. Anda pasti akan mendapatkan balasan. Pengorbanan dan usaha Anda tidak akan sia-sia selamanya, selama Anda berbuat demi mencapai ridho Alloh swt.. Semua itu akan menambah berat timbangan-timbangan orang lain menjadi ringan. (dikutip dari buku Adil Fathi Abdullah Membangun Positive Thinking Secara Islam)
0 komentar:
Posting Komentar